Author Archive

Cara mempertahankan standar etika   Leave a comment

1. Menciptakan kepercayaan perusahaan
Hal ini akan menetapkan nilai-nilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika bagi stakeholder.
2. Mengembangkan kode etik
Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
3. Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten
4. Melindungi hak perorangan
5. Mengadakan pelatihan etika
6. Melakukan audit etika secara periodic
7. Mempertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hanya aturan
8. Menghindari contoh etika yang tercela setiap saat dan diawali dari atasan
9. Menciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah sangat penting untuk menginformasikan barang dan jasa yang dihasilkan dan untuk menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Melibatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika
Para karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika yang harus dipertahankan.

http://stock-engineering.blogspot.com/2010/12/etika-dan-norma-norma-kewirausahaan.html

Posted January 13, 2013 by rosiaprillino in TULISAN

Norma Kewirausahaan   Leave a comment

Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah penting yang dalam bisnis adalah norma etika. Menurut Zimmerer (1996:22), ada tiga tingkatan norma etika, yaitu :
1. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur perilaku minimum.
2. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arah khusus bagi setiap orang dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan / organisasi.
3. Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal.

http://stock-engineering.blogspot.com/2010/12/etika-dan-norma-norma-kewirausahaan.html

Posted January 13, 2013 by rosiaprillino in TULISAN

Pentingnya Etika Bisnis   Leave a comment

Pentingnya Etika Bisnis
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder. Stakeholder adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh pada keputusan-keputusan perusahaan. Siapa saja stakeholder perusahaan:
1. Para pengusaha dan mitra usaha
Para pengusaha, selain berfungsi sebagai pesaing, mereka juga berperan sebagai mitra. Dalam hal ini para pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja sama dalam menyediakan informasi atau sumber peluang. Loyalitas mitra usaha akan sangat tergantung pada kepuasan yang diterima dari perusahaan.
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
Petani dan perusahaan berperan sebagai penyedia bahan baku. Pasokan bahan baku yang kurang bermutu dan pasokan yang lambat dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, keputusan untuk menentukan kualitas barang dan jasa sangat tergantung pada pemasok bahan baku. Loyalitas petani penghasil bahan baku sangat tergantungpada tingkat kepuasan yang diterima dari perusahaan dalam menentukan keputusan harga jual bahan baku maupun dalam bentuk insentif.
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
Organisasi pekerja dapat mempengaruhi keputusan melalui proses tawar-menawar secara kolektif. Perusahaan yang tidak melibatkan karyawan/organisasi pekerja dalam
mengambil keputusan sering menimbulkan protes-protes yang menggangu jalannya perusahaan.
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui serangkaian kebijakaanyang dibuatnya, karena kebijakan yang dibuat pemerintah akan sangat berpengaruh terhadap iklim usaha.

5. Bank penyandang dana perusahaan
Bank selain sebagai jantungnya perekonomian dalam skala makro, juga sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan.
6. Investor penanam modal
Investor penyandang dana dapat mempengaruhi perusahaan melalui serangkaian persyaratan yang diajukannya. Persyaratan tersebut akan mengikat dan sangat besar pengaruhnya dalam mengambilan keputusan. Loyalitas investor sangat tergantung pada tingkat kepuasan investor atas hasil penanaman modalnya.
7. Masyarakat umum yang dilayani
Masyarakat akan selalu menanggapi dan memberikan informasi tentang bisnis yang kita jalankan. Dalam hal ini masyarakat juga merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan-keputusan perusahaan dalam menentukan produk barang dan jasa yang dihasilkan dan juga teknik yang digunakan.
8. Pelanggan yang membeli produk
Barang dan jasa yang akan dihasilkan, teknologi yang digunakan akan sangat dipengaruhi oleh pelanggan dan mempengaruhi keputusan-keputusan bisnis. Dengan demikian etika bisnis merupakan landasan penting dan harus diperhatikan, terutama dalam menciptakan dan melindungi reputasi perusahaan. Oleh sebab itu, etika bisnis merupakan masalah yang sangat sensitif dan kompleks, karena membangun etika untuk mempertahankan reputasi lebih sukar daripada menghancurkannya.

http://stock-engineering.blogspot.com/2010/12/etika-dan-norma-norma-kewirausahaan.html

Posted January 13, 2013 by rosiaprillino in TULISAN

Prinsip – Prinsip Etika Bisnis   Leave a comment

Menurut salah satu sumber yang penulis kutip ada lima prinsip etika bisnis menurut Keraf (1994:71-75) diantaranya adalah :
1. Prinsip Otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak menurut keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
2. Prinsip Kejujuran. Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
3. Prinsip Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik. Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
4. Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
5. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri. Prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya jangan dilanggar, yaitu :
• Kejujuran Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan bisnis.
• Keadilan – Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil untung yang merugikan konsumen.
• Rendah Hati – Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
• Simpatik – Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
• Kecerdasan – Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.
• Lakukan dengan cara yang baik, lebih baik atau dipandang baik Sebagai pebisnis, anda jangan mematok diri pada aturan-aturan yang berlaku. Perhatikan juga norma, budaya atau agama di tempat anda membuka bisnis. Suatu cara yang dianggap baik di suatu Negara atau daerah, belum tentu cocok dan sesuai untuk di terapkan di Negara atau daerah lain. Hal ini penting kalau ingin usaha berjalan tanpa ada gangguan.
Sumber :
http://www.Fiyan”khadijah”fairuz.blogspot.com
http://www.Berusaha untuk maju.blogspot.com

Posted November 11, 2012 by rosiaprillino in TULISAN

definisi ETIKA BISNIS   Leave a comment

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

 

http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis”

Posted November 11, 2012 by rosiaprillino in TULISAN

SEKILAS PANDANGAN ETIKA BISNIS DI INDONESIA   Leave a comment

Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata. Pada umumnya baru sampai tahap pernyataan-pernyaaatn atau sekedar “lips-service” belaka. Karena memang enforcement dari pemerintah pun belum tampak secara jelas.

Sesungguhnya Indonesia harus lebih awal menggerakan penerapan etika bisnis secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Sayangnya bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan yang menyebabkan bencana nasional sehingga penyebab krisis tidak diselesaikan secara tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktek etika bisnis secara benar, konsisten dan konsekwen.

Praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai pada umunya diwujudkan dalam bentuk buku saku “code of conducts” atau kode etik dimasing-masing perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama corporate-culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam melakukan kegiatan bisnis.

Sudah terlalu banyak kasus pelanggaran etika bisnis yang terjadi di negeri ini, dari pelaku bisnis terkecil seperti tukang gorengan keliling yang memakai plastik dalam pembuatan gorengan agar lebih renyah hingga pelaku bisnis besar seperti perusahaan operator seluler yang dalam iklannya mengandung unsur kebohongan.

Kini saatnya pemerintah Indonesia bertindak tegas dalam urusan etika bisnis, tidak hanya itu masyarakat selaku konsumen seharusnya lebih bisa menjadi “konsumen cerdas” dalam memilih produk yang dijual. Dengan ini diharapkan akan timbul kesadaran terhadap para pelaku bisnis agar semua pihak merasa aman.

 

http://dennisramadian.blogspot.com/2010/11/sekilas-pandangan-etika-bisnis-di.html

Posted October 11, 2012 by rosiaprillino in TULISAN

ETIKA BISNIS, ANTARA PERSAINGAN DAN PELANGGARAN   Leave a comment

SULE XL VS SULE AS

Perang provider celullar paling seru saat ini adalah antara XL dan Telkomsel. Berkali-kali kita dapat melihat iklan-iklan kartu XL dan kartu as/simpati (Telkomsel) saling menjatuhkan.

Kini perang 2 kartu yang sudah ternama ini kian meruncing dan langsung tak tanggung-tanggung menyindir satu sama lain secara vulgar.
Bintang iklan yang jadi kontroversi itu adalah SULE, pelawak yang sekarang sedang naik daun. Awalnya Sule adalah bintang iklan XL. Di XL, Sule bermain satu frame dengan bintang cilik Baim dan Putri Titian.

Di situ, si Baim disuruh Sule untuk ngomong, “om sule ganteng”, tapi dengan kepolosan dan kejujuran (yang tentu saja sudah direkayasa oleh sutradara ) si Baim ngomong, “om Sule jelek..”.

Setelah itu, sule kemudian membujuk baim untuk ngomong lagi, “om Sule ganteng” tapi kali ini si Baim dikasih es krim sama Sule. Tapi tetap saja si baim ngomong, “om Sule jelek”.XL membuat sebuah slogan, “sejujur baim, sejujur XL”.

Iklan ini dibalas oleh TELKOMSEL dengan meluncurkan iklan kartu AS. Awalnya, bintang iklannya bukan sule, tapi di iklan tersebut sudah membalas iklan XL dengan kata-katanya yang kurang lebih berbunyi seperti ini, “makanya, jangan mau diboongin anak kecil..!!!”

Nggak cukup di situ, kartu AS meluncurkan iklan baru dengan bintang sule. Di iklan tersebut, Sule menyatakan kepada pers bahwa dia sudah tobat. Sule sekarang memakai kartu AS yang katanya murahnya dari awal, jujur. Sule juga berkata bahwa dia kapok diboongin anak kecil sambil tertawa dengan nada mengejek.

Perang iklan antar operator sebenarnya sudah lama terjadi. Namun pada perang iklan yang satu ini, tergolong parah. Biasanya, tidak ada bintang iklan yang pindah ke produk kompetitor selama jangka waktu kurang dari 6 bulan. Namun pada kasus ini, saat penayangan iklan XL masih diputar di Televisi, sudah ada iklan lain yang “menjatuhkan” iklan lain dengan menggunakan bintang iklan yang sama.

Sumber : http://www.beritaunik.net/unik-aneh/sule-xl-vs-sule-as.html

 

Posted October 11, 2012 by rosiaprillino in TULISAN

Etika Islam Terhadap Bisnis   Leave a comment


Dalam kaitannya dengan paradigma Islam tetntang etika bisnis, maka landasan filosofis yang harus dibangun dalam pribadi Muslim adalah adanya konsepsi hubungan manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya, yang dalam bahasa agama dikenal dengan istilah (hablum minallah wa hablumminannas). Dengan berpegang pada landasan ini maka setiap muslim yang berbisnis atau beraktifitas apapun akan merasa ada kehadiran “pihak ketiga”  (Tuhan) di setiap aspek hidupnya. Keyakinan ini harus menjadi bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis. Hal ini karena Bisnis dalam Islam tisak semata mata orientasi dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas. Dengan kerangka pemikiran seperti itulah maka persoalan etika dalam bisnis menjadi sorotan penting dalam ekonomi Islam.
 Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak  harus dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, sebab, bisnis yang merupakan symbol dari urusan duniawi juga dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akherat. Artinya, jika  oreientasi bisnis dan upaya investasi  akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita didunia yang “dibisniskan” (diniatkan sebagai ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat. Stetemen ini secara tegas di sebut dalam salah satu ayat Al-Qur’an.
Wahai Orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan pada suatu perniagaan (bisnis) yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab pedih ? yaitu beriman kepada allah & Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui

Di sebagian masyarakat kita, seringkali terjadi interpretasi yang keluru terhadap teks al-Qur’an tersebut, sekilas nilai Islam ini seolah menundukkan urusan duniawi kepada akhirat sehingga mendorong komunitas muslim untuk berorientasi akhirat dan mengabaikan jatah dunianya, pandangan ini tentu saja keliru. Dalam konsep Islam, sebenarnya Allah telah menjamin bahwa orang yang bekerja keras mencari jatah dunianya dengan tetap mengindahkan kaidah-kaidah akhirat untuk memperoleh kemenangan duniawi, maka ia tercatat sebagai hamba Tuhan dengan memiliki keseimbangan tinggi. Sinyalemen ini pernah menjadi kajian serius dari salah seorang tokoh Islam seperti Ibnu Arabi, dalam sebuah pernyataannya.
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan Al-Qur’an yang diterapkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makna dari atas mereka (akhirat) dan dari bawah kaki mereka (dunia).”

Logika Ibn Arabi itu, setidaknya mendapatkan penguatan baik dari hadits maupun duinia ekonomi, sebagaimana Nabi SAW bersabda :
Barangsiapa yang menginginkan dunia, maka hendaknya dia berilmu, dan barangsiapa yang menginginkan akhirat maka hendaknya dia berilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya maka hendaknya dia berilmu.”

Pernyataan Nabi tersebut mengisaratkan dan mengafirmasikan bahwa dismping persoalan etika yang menjadi tumpuan kesuksesan dalam bisnis juga ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu skill dan pengetahuantentang etika itu sendiri. Gagal mengetahui pengetahuan tentang etika maupun prosedur bisnis yang benar secara Islam maka akan gagal memperoleh tujuan. Jika ilmu yang dibangun untuk mendapat kebehagiaan akhirat juga harus berbasis etika, maka dengan sendirinya ilmu yang dibangun untuk duniapun harus berbasis etika. Ilmu dan etika yang dimiliki oleh sipapun dalam melakukakan aktifitas apapun ( termasuk bisnis) maka ia akan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat sekaligus.
Dari sudut pandang dunia bisnis kasus Jepang setidaknya telah membuktikan keyakinan ini, bahwa motivasi prilaku ekonomi yang memiliki tujuan lebih besar dan tinggi (kesetiaan pada norma dan nilai etika yang baik) ketimbang bisnis semata, ternyata telah mampu mengungguli pencapaian ekonomi Barat (seperti Amerika) yang hampir semata-mata didasarkan pada kepentingan diri dan materialisme serta menafikan aspek spiritulualisme. Jika fakta empiris ini masih bisa diperdebatkan dalam penafsirannya, kita bisa mendapatkan bukti lain dari logika ekonomi lain di negara China, dalam sebuah penelitian yang dilakukan pengamat Islam,  bahwa tidak semua pengusaha China perantauan mempunyai hubungan pribadi dengan pejabat pemerintah yang berpeluang KKN, pada kenyataannya ini malah mendorong mereka untuk bekerja lebih keras lagi untuk menjalankan bisnisnya secara professional dan etis, sebab tak ada yang bisa diharapkan kecuali dengan itu, itulah sebabnya barangkali kenapa perusahaan-perusahaan besar yang dahulunya tidak punya skil khusus, kini memiliki kekuatan manajemen dan prospek yang lebih tangguh dengan dasar komitmen pada akar etika yang dibangunnya
Demikianlah, satu ilustrasi komperatif tentang prinsip moral Islam yang didasarkan pada keimanan kepada akhirat, yang diharapkan dapat mendorong prilaku positif di dunia, anggaplah ini sebagai prinsip atau filsafah moral Islam yang bersifat eskatologis, lalu pertanyaan lebih lanjut apakah ada  falsafah moral Islam yang diharapkan dapat mencegah prilaku curang muslim, jelas ada, Al-Qur’an sebagaimana Adam Smith mengkaitkan system ekonomi pasar bebas dengan “hukum Kodrat tentang tatanan kosmis yang harmonis”. Mengaitkan kecurangan mengurangi timbangan dengan kerusakan tatanan kosmis, Firman-Nya : “Kami telah menciptakan langit dan bumi dengan keseimbangan, maka janganlah mengurangi timbangan tadi.” Jadi bagi Al-Qur’an curang dalam hal timbangan saja sudah dianggap sama dengan merusak keseimbangan tatanan kosmis, Apalagi dengan mendzhalimi atau membunuh orang lain merampas hak kemanusiaan orang lain dalam sektor ekonomi)
Firman Allah : “janganlah kamu membunuh jiwa, barangsiapa membunuh satu jiwa maka seolah dia membunuh semua manusia (kemanusiaan)”
 
Sekali lagi  anggaplah ini sebagai falsafah moral Islam jenis kedua yang didasarkan pada tatanan kosmis alam.
Mungkin kata hukum kodrat atau tatanan kosmis itu terkesan bersifat metafisik, suatu yang sifatnya debatable, tapi bukankah logika ilmu ekonomi tentang teori keseimbanganpun sebenarnya mengimplikasikan akan niscayanya sebuah “keseimbangan” (apapun bentuknya bagi kehidupan ini), Seringkali ada anggapan bahwa jika sekedar berlaku curang dipasar tidak turut merusak keseimbangan alam, karena hal itu dianggap sepele, tetapi jika itu telah berlaku umum dan lumrah dimana-mana dan lama kelamaan berubah menjadi semacam norma juga, maka jelas kelumrahan perilaku orang itu akan merusak alam, apalagi jika yang terlibat adalah orang-orang yang punya peran tanggung jawab yang amat luas menyangkut nasib hidup banyak orang dan juga alam keseluruhan.
Akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa dalam kehidupan ini setiap manusia memang seringkali mengalami ketegangan atau dilema etis antara harus memilih keputusan etis dan keputusan bisnis sempit semata sesuai dengan lingkup dan peran tanggung jawabnya, tetapi jika kita percaya Sabda Nabi SAW, atau logika ekonomi diatas, maka percayalah, jika kita memilih keputusan etis maka pada hakikatnya kita juga sedang meraih bisnis.

http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1263:etika-bisnis-dalam-perpektif-islam&catid=8:kajian-ekonomi&Itemid=60

Posted October 11, 2012 by rosiaprillino in TULISAN

contoh PI, jenis dan pengertian PI   Leave a comment

 1.      PENDAHULUAN
 
1.1.            Latar Belakang
Abad ke-21 merupakan zaman dimana kemajuan di bidang teknologi informasi menjadi kian pesatnya. Zaman tersebut merupakan zaman globalisasi di mana manusia sebagai objek dari kemajuan teknologi tidak terbatas lagi oleh ruang dan waktu. Seiring dengan perkembangan zaman, maka akan semakin besar pula tantangan yang harus dihadapi. Tantangan zaman ini tidak terlepas dari kemampuan sumber daya manusia terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendasarinya, tetapi juga harus diikuti pula dalam bentuk partisipasi sehingga tidak terseret arus globalisasi dan tidak hanya menjadi penonton atau konsumen dari perkembangan globalisasi dan pesatnya dunia teknologi.
Mahasiswa sebagai objek dunia pendidikan diharapkan menjadi mahasiswa yang dinamis, kreatif, inovatif, dan aplikatif dalam memahami ilmu yang didapat pada masa perkuliahan. Sehingga dari merekalah nantinya akan menyumbang penemuan dari suatu gagasan baru. Mengetahui akan peran mahasiswa di bidang ilmu pengetahuan, sebagai mahasiswa jurusan sistem informasi Universitas Gunadarma, penulis bermaksud merealisasikan ide atau gagasan yang akan direalisasikan menjadi pembuatan program.
 
1.2.Rumusan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini dirancang program penjualan buku secara tunai menggunakan microsoft visual foxpro 9.0 yang terinstal pada komputer dengan
sistem operasi windows xp profesional.
Sehingga diharapkan dapat mempermudah pekerjaan didalam penjualan buku secara tunai.
 
1.3.Batasan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis memberikan batasan permasalahan yaitu membahas tentang penjualan buku pada toko “XYZ” yaitu mulai dari proses pendataan buku, pendataan kasir dan juga proses transaksi penjualan buku. Sehingga menghasilkan laporan yang berupa laporan data buku, laporan data kasir, bukti transaksi, dan laporan transaksi penjualan buku perperiode.
 
1.4.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membuat program penjualan buku secara tunai menggunaakan microsoft visual foxpro 9.0 dan pembaca juga dapat mengetahui cara membuat program menggunakan microsoft visual foxpro 9.0 dengan sistem operasi windows xp professional.
 
1.5.Metode Penulisan
Untuk mewujudkan suatu hasil akhir yang baik dan dapat di pertanggung jawabkan, maka metode pengumpulan data yang dapat membantu didalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis menggunakan dua metode:
  1. Metode studi pustaka (library)
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai topik yang sedang diteliti dengan mengambil sumber dari buku-buku atau internet serta mengumpulkan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan bahan pokok tugas akhir yang penulis buat.
  1. Metode wawancara
Tahap ini merupakan penulis memperoleh data-data berdasarkan sepengetahuan penulis pada proses penjualan buku dan melakukan pengamatan secara tidak langsung pada bagian kasir walaupun tidak terlalu mendetail.
 
1.6.            Sistematika Penulisan
   Untuk mempermudah pembaca dalam menelusuri pembahasan yang disajikan, tulisan ini disusun dengan sistematika sembagai berikut :
BAB 1             PENDAHULUAN
BAB 2             LANDASAN TEORI
BAB 3             ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4             PENUTUP
  2.      LANDASAN TEORI
 
Suatu program komputer mempunyai konsep dasar pemprograman yang terdiri dari tiga tahapan dasar yang disebut dengan siklus Pengolahan Data disebut juga dengan IPO (Input-Proses-Output), yaitu suatu proses pengolahan data (Data Processing cycle), yaitu Input-Proses-Output.
Tiga tahapan tersebut di atas dapat dikembangkan lebih lanjut dengan ditambah beberapa tahapan lagi, sebagai berikut :
1. Originating
2. Input
3. Process
4. Output
5. Distribution
6. Storage
 
2.1. Program
2.1.1. Pengertian Program
Menurut Hartono (1995:1) “Program merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam jenis aplikasi yang dipergunakan dalam bidang bisnis ataupun dalam bidang ilmiah yang berguna untuk menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan”.
         Dalam membuat suatu program yang baik, maka harus dibuat langkah-langkah pokok pembuatan program secara umum, yaitu :
a. Mendefinisikan Masalah
b. Membuat Flowchart
c. Membuat Program
d. Melakukan Test Program
e. Membuat Dukumentasi Program
 
2.1.2. Tujuan Pembuatan Program
 
2.1.3. Struktur Data Program
 
2.1.4. Visual Foxpro
            Visual Foxpro 9.0 adalah sistem manajemen database ( DBMS/ Database Management Sistem ) Elektronika yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengambil dan menampilkan data. Visual foxpro dalam bahasa pemprograman visual yang berorientasi pada objek (Object Oriented Programing / OOP ) dan juga sebagai sistem manajemen Database Relation ( RDBMS )
2.2. Peralatan Pendukung
2.2.1.   Normalisasi
            Menurut Tata Sutabri (1999:120) Normalisasi adalah “proses pengelompokan elemen data kedalam bentuk tabel yang menyatakan entitas- entitas hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk yang memudahkan adanya perubahan dengan dampak sekecil mungkin”.
 
2.2.2.   Bagan Alir ( Flowchart )
            Menurut HM. Jogiyanto (2005:802) memberikan pendapat “didalam pembuatan suatu program, alangkah baiknya kalau terlebih dahulu dibuatkan logika atau urutan-urutan instruksi program tersebut dalam suatu diagram. Diagram inilah yang disebut dengan diagram alur atauFlowchart”.
 
2.2.3.   Struktur Kode
            Menurut HM. Jogiyanto (2005:384) “Struktur kode adalah suatu bentuk struktur yang berfungsi untuk mempermudah dan mengklarifikasikan data”. Tujuan pembuatan struktur kode dalam perancangan program berfungsi untuk mempermudah mengklarifikasi data, memasukannya dalam komputer dan untuk mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya.
 
2.2.4.   HIPO ( Hierarchy Plus Input process output )
            Diagram yang menjelaskan suatu tingkatan atau level dari menu-menu dan sub menu sehingga memperjelas suatu hirarki pada program.
 
3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM
 
3.1.      Analisa Perancangan
 
3.2.   Spesifikasi Rancangan Program
Dalam spesifikasi program ini, penulis menjelaskan tentang spesifikasi bentuk masukan dan keluaran yang digunakan dalam rancangan program.
 
3.3. Normalisasi File
            Normalisasi file pada perancangan program dalam pembuatan penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut
 
3.4. Spesifikasi File
            Spesifikasi yang terdapat dalam perancangan program ini merupakan kumpulan data yang berasal dari dokumen masukan ( input ), data tersebut diproses untuk mendapat hasil guna menunjang kerja dari pembuatan program penjualan buku yang diinginkan nama database yang dipakai dalam program penjualan Buku ini adalah Toko buku. Adapun penjualan dari spesifikasi tabel tersebut adalah sebagai berikut
 
3.5.   Spesifikasi Program
         Dalam pembahasan spsesifikasi program dijelaskan cara kerja program agar lebih mudah memahaminya, serta melihat bagaimana prosedur program penjualan ini dijalankan sesuai dengan ketentuannya. Adapun penjelasan mengenai spesifikasi program tersebut.
 
3.6.  Flowchart
            Untuk menuliskan program pertama kali harus di temukan langkah-langkah yang harus diambil terlebih dahulu. Sebelum pembuatan program harus dibuat terlebih dahulu prosedur urutan langkah-langkahnya. Flowchart adalah bentuk-bentuk standar yang digunakan dalam penggambaran suatu algoritma.
 
3.7.  Sarana Pendukung Program
 
 
4. KESIMPULAN DAN SARAN
 
4.1    Kesimpulan
            Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, penulis mencoba menarik kesimpulan mengenai perancangan program penjualan buku pada Toko Buku “XYZ” dengan menggunakan Microsoft Visual Foxpro 9.0 sebagai berikut :
 
4.2    Saran-saran
         Untuk memudahkan kegiatan transaksi, penulis mencoba memberikan saran-saran yang berkaitan dengan program penjualan ini :
 
 
 
Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atausimposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
 
Tujuan Karya Ilmiah
  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat Karya Ilmiah
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  • Memperoleh kepuasan intelektual;
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

 SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH

Bagian Pembuka

  • Halaman judul.
  • Halaman pengesahan.
  • Kata pengantar.
  • Daftar isi.
  • Ringkasan isi.
  • Penutup.

Bagian Isi

Pendahuluan

  • Latar belakang masalah.
  • Rumusan masalah.
  • Pembahasan masalah.
  • Tujuan penelitian.
  • Manfaat penelitian.

Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

  • Pembahasan teori
  • Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
  • Pengajuan hipotesis

Metodologi penelitian

  • Waktu dan tempat penelitian.
  • Metode dan rancangan penelitian
  • Populasi dan sampel.
  • Instrumen penelitian.
  • Pengumpulan data dan analisis data.

Hasil Penelitian

  • Jabaran varibel penelitian.
  • Hasil penelitian.
  • Pengajuan hipotesis.
  • Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
  • Saran

 Bagian penunjang

  • Daftar pustaka.
  • Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
 http://myblogar.blogspot.com/2012/04/contoh-dan-pengertian-penulisan-ilmiah.html

Posted April 23, 2012 by rosiaprillino in Uncategorized

penalaran induksi dan deduksi   Leave a comment

Proses berpikir manusia untuk menghubungkan hubungan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan disebut penalaran. Dalam karangan penalaran berarti penggunaan pikiran untuk suatu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk tertulis. Dengan penalaran yang tepat, hal-hal yang akan dituangkan dalam karangan menjadi kuat. Penyajian materi karangan akan sesuai dengan jalan pikiran yang tepat. Oleh karena itu, setiap pengungkapan harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar hal-hal yang tidak tepat tidak masuk dalam karangan.
Penalaran yang baik berarti ketepatan pengorganisasian dan penyajian semua gagasan. Segala pernyataan benar-benar kuat dan dapat dipertanggung jawabkan, tanpaa meragukan pembaca. Alasan-alasan yang dikemukakan merupakan hal yang dapat diterima. Ada dua macam penalaran yang biasa dilakukan dalam menarik suatu kesimpulan, yakni penalaran induksi dan penalaran deduksi
A.      PENALARAN INDUKSI
Dalam penalaran induksi/induktif kita mulai dengan menyebutkan peristiwa atau keterangan atau data yang khusus untuk menuju kepada kesimpulan umum yang mencakup semua peristiwa khusus itu. Ada tiga jenis penalaran induksi :
1.    Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus untuk diambil kesimpulan yang bersifat umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh:
Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh daerah di Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihat dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa Indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
2.    Analogi
Analogi adalah penalaran yang membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan sifat.
Cara ini didasarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka akan ada persamaan pula dalam bidang/hal lainnya. Contoh:
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
Penalaran secara analogi memiliki peluang untuk salah apabila kita beranggapan bahwa persamaan satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi-segi yang lain.
3.    Hubungan Sebab Akibat
Hubungan sebab akibat dimulai dari beberapa fakta yang kita ketahui. Dengan menghubungkan
fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta itu. Penalaran induksi sebab akibat dibedakan menjadi 3 macam:
a.    Hubungan sebab – akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa akibat. Contoh penalaran hubungan sebab akibat:
Belajar menurut pandangan tradisional adalah usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. “Pengetahuan” mendapat tekanan yang penting, oleh sebab pengetahuan memegang peranan utama dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang memiliki pengetahuan, ia mendapat kekuasaan.
b.    Hubungan akibat – sebab
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan penyebabnya. Contoh penalaran hubungan akibat sebab:
Dewasa ini kenakalan remaja sudah menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak hanya terlibat dalam perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani menggunakan senjata tajam. Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak segan-segan merampok bahkan membunuh. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua, pengaruh masyarakat, dan pengaruh televisi dan film yang cukup besar.
c.    Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya. Contoh penalaran hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2:
Setiap menjelang lebaran arus mudik sangat ramai. Seminggu sebelum lebaran jalanan sudah dipenuhi kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang mengangkut penumpang yang akan pulang ke daerahnya masing-masing. Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak mau mengakibatkan arus lalu lintas menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak jarang sering menimbulkan kemacetan di mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak mustahil kecelakaan menjadi sering terjadi. Keadaan tersebut pada akhirnya akan menghambat perjalanan.
B.  PENALARAN DEDUKSI
Penalaran deduksi disebut juga penalaran dari khusus ke umum adalah proses penarikan kesimpulan (konklusi) dari suatu preposisi(pernyataan) umum, dimana kesimpulan yang dapat diambil terletak pada awal suatu paragraf. Kesimpulan yang dapat diambil terletak pada awal paragraf, kemudian diikuti pernyataan-pernyataan umum setelah kalimat utama tersebut. Proses Penarikan kesimpulan seringkali disebut silogisme. Jenis-Jenis Penalaran Deduksi :
1.    Silogisme Kategorial
Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Contoh:
Semua korusi tidak disenangi. Sebagian pejabat korusi. Maka; Sebagian pejabat tidak disenangi.
2.    Silogisme Hipotetik
Silogisme Hipotetik adalah silogisme pengutaraan sesuatu yang dianggap benar dan kebenarannya sudah dapat dibuktikan. Contoh:
Saat ini hujan turun, untuk berangkat kekantor saya menggunakan angkutan saja, tidak membawa motor.
3.    Silogisme Alternatif
Silogisme dimana proposisi mengutarakan alternatif-alternatif yang ada. Contoh:
Jika ingin pergi ke Blok-M dapat menggunakan Bus Way atau menggunakan kendaraan pribadi.
 
http://uzi-online.blogspot.com/2012/03/penalaran-induksi-deduksi.html

Posted April 23, 2012 by rosiaprillino in Uncategorized